Minggu, 12 Januari 2014

TUGAS AKHIR KDPJJ

unduh file pdfnya Klilk di sini
PENDIDIKAN JARAK JAUH
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik dalam hal ini adalah memfasilitasi peserta didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya.          
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) menurut Dohmen (dalam Rahadi, 2008) adalah suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan bantuan media. Makna PJJ merupakan kebalikan pendidikan langsung (direct education) atau pendidikan melalui tatap muka. Sedangkan menurut Moore (dalam Rahadi, 2008), PJJ adalah suatu metode pembelajaran dimana proses pengajaran terpisah dari proses belajar, sehingga komunikasi antara pengajar dengan si belajar harus difasilitasi dengan media cetak, media elektronik atau media lain.
PJJ adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisahan dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi 
institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan dosenan dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media media pembelajaran, berupa media elektronik, media cetak, internet dan lain sebagainya.
PENDIDIKAN JARAK JAUH  DI MADURA

            Madura merupaka pulau yang terbagi empat kabupaten diantaranya Pamekasan, Sampang Bangkalan dan Sumennep melihat lokasi Madura yang sangat luas, apalagi banyak kawasan pedalaman sehingga akses menuju ke institusi pendidikan menjadi kendala bagi peserta didik, saya coontohkan di kabupaten sumenenp yang terdiri dari pulau. Hal ini merupakan peluang bagi PJJ. Namun merupakan tantangan yang besar karena di berbagai daerah kepulauan masih tidak tersentuh oleh teknologi teermasuk jaringan internet  
Sebagai besar lembaga pendidikan di Madura belajar dengan sistem Tatap Muka  di mana peserta didik dan pendidik berada dalam satu ruangan,  berbeda dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ  yang mana memanfaatkan teknologi sebagia media penyampaian dalam pembelajaran. 
Bisa dikatakan sistem pembelajaran di madura di dominasi sistem tatap muka, bahkan jarang kita mendengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di madura. Banyak faktor kenapa kita harus menerapkan konsep PJJ,  Namun masih banyak kendala yang kita harus benahi untuk mendukung konsep PJJ di Madura.
Adat prilaku ANDHEP’ASOR di madura masih kentak sehingga kalau kita belajar harus ada peserta didik dan pengajarr dalam suatu ruangan. Orang madura bilang MUROK yang artinya belajar, sehingga kalau kita belajar menggunakan media internet sebagai penyampaian bisa dikatakan tidak menghormati guru: kita  contohkan kalau kita mengirim pesan singkat/SMS maka kita di anggap tidak sopan, begitu sebaliknya konsep PJJ dalam pendidikan namun melihat dari faktor pendorong PJJ di  Madura
*      Madura memiliki peserta didik yang tinggi
*      Jarak Peserta didik dan Institusi pendidikan jauh
*      Mutu pendidiikan di madura masih rendah sehingga memerlukan pengajar dari luar  Madura
Maka Madurak layak mengadakan PJJ di lihat dari faktor pendorong  PJJ di  Madura 
tentuh masih banyak tantangang yang lebih besar dalam menerapkan konsep PJJ
Madura mulai dari:
*      Belum terealisasikan konsep pjj di wilayah madura,
*      Kurangnya fasilitas  yang dimiliki peserta didik dan institusi pendidikan 
*      Presentasi Gagap Teknologi (GAPTEK) masih tinggi
*      Dan masalah klasik Networt / jaringan  yang masih jauh dari harapan

Banyak orang diseluruh penjuru dunia mengakui bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang sulit diatasi dengan cara konvensional. Misalnya dengan permasalahan yang ada di madura, banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus bekerja mencari nafkah pada jam sekolah, banyaknya orang pada waktu mudanya mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan sekarang ingin mendapatkan kesempatan kedua tetapi tidak meninggalkan pekerjaannya, banyaknya orang yang ingin mendapatkan pendidikan tetapi tidak dapat karena cacat badan, sakit, tinggal di penjara, tidak dapat meninggalkan rumah karena banyaknya urusan dan tanggung jawab keluarga, dan sebagainya.
                         KARAKTERISTIK PJJ
Telah banyak ahli yang membahas mengenai pengertian dan karakteristik pendidikan jarak jauh. Walaupun agak sulit untuk mendapatkan satu definisi yang diterima oleh semua pakar pendidikan jarak jauh, namun karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan (dalam Hardhono, 2008) dapat dipakai sebagai acuan dasar untuk pembahasan karakteristik PJJ. Berikut ini adalah karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan, yaitu :
ü              ada keterpisahan yang mendekati permanen antara tenaga pengajar (guru atau dosen) dari peserta didik (siswa atau mahasiswa) selama program pendidikan
ü  ada keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang peserta didik (siswa atau mahasiswa) dari peserta didik lain selama program pendidikan
ü  ada suatu institusi yang mengelola program pendidikannya
ü  pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun elektronis untuk menyampaikan bahan ajar
ü  penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya.
Jadi dari uraian karakteristik pendidikan jarak jauh kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keadaan seperti ini terjadi misalnya karena pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.
Jarak sebagai pemisah hendak diatasi melalui pendidikan jarak jauh dengan memanfaatan rancangan instruksional dan rancangan interaksi supaya kegiatan belajar yang dirancang dengan sugguh-sungguh dapat tercapai. Teori yang berkembang sebagai hasil dari upaya untuk mengatasi jarak dalam kegiatan ini dikenal dengan teori jarak transaksional. Karena ciri khasnya adalah keterpisahan jarak baik dalam arti fisik dan non-fisik maka kegiatan pembelajaran tatap muka dapat dikatakan terjadi dalam frekuensi yang rendah. Isi pembelajaran disampaikan 
melalui media dalam berbagai jenis sedangkan komunikasi/interaksi antara peserta didik dengan tenaga pengajarnya atau dilakukan dengan memanfaatkan sarana komunikasi. Dengan demikian program pendidikan dapat diikuti dari dari mana saja dan kapan saja selama media belajar dan sarana komunikasi dua arah tersedia supaya peserta didik dan tenaga pengajarnya dapat berinteraksi untuk membahas isi pembelajaran
PJJ Sebagai JEMBATAN PENDIDIKAN
Sebelum pembahasan mengenai pendidikan jarak jauh melalui internet ini dilakukan kiranya perlu dibahas terlebih dahulu mengenai arti jauh dalam istilah ”pendidikan jarak jauh” dan bagaimana cara menjembatani jarak itu. Menurut Moore (1983) jarak antara siswa dan guru dalam pendidikan jarak jauh hanya dipandak dri segi jarak fisik dan geografis saja melainkan harus dilihat sebagai jarak komunikasi dan psikologis yang disebabkan karena keterpisahan siswa dan guru. Dewey dalam Moore (1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan merupakan interaksi antara individu; lingkungan dan prilaku yang terjadi dalam situasi tertentu. Jembatan pendidikan dalam sistem PJJ terjadi antara siswa dan guru dalam situasi yang bersifat khusus yaitu keterpisahan mereka satu dari lainnya. Jarak  dalam sistem pendidikan jarak jauh merupakan jarak komunikasi dan jarak psikologis antara siswa dan guru. Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi mengenai konsep yang dijelaskan oleh guru melalui media dan pemahaman siswa mengenai konsep itu. Oleh karena itu jarak itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu
berkurang atau hilang. Menurut Moore (1983, 1996) jarak itu dapat dijembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialouge). Dialog atau komunikasi pembelajaran dapat mengurangi jarak keterpisaan. Artinya makin mudah dan makin sering guru dan siswa berinteraksi makin kecil kemungkinan terjadinya kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam sistem PJJ ini adanya interaksi aktif antara siswa dan guru itu sangat penting supaya proses belajarnya dapat terjadi.
Moore (1983, 1996) juga mengatakan bahwa media yang digunakan untuk menyajikan isi pelajaran itu sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru dan siswa. Kalau media yang digunakan adalah TV, radio, atau buku kesempatan siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru sangat kecil, kalau media yang digunakan adalah internet kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru secara relatif jauh lebih besar.
Dengan perkataan lain, bila media yang digunakan itu internet jarak interaksi antara siswa dan guru kecil karenanya komunikasi dapat sering dilakukan sehingga kesalah pahaman penafsiran isi pelajaran semakin kecil.
SISTEM PEMBELAJARAN MELALUI INTERNET
Dunia telah mengakui bahwa sistem PJJ yang diselenggarakan selama ini merupakan wahana belajar siswa yang cukup efektif. Lulusan PJJ dapat bersaing dengan lulusan sekolah konvensional di pasar kerja di masyarakat. Banyak juga lulusan PJJ yang berhasil memasuki dan menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dalam kedudukan yang sama seperti lulusan sekolah konvensional. Namun kekurangan yang ada dalam penyelenggaraan sistem PJJ yang selama ini berlangsung dan kemajuan di bidang teknologi informasi telah mendorong banyak orang untuk menjajagi efektifitas teknologi pembelajaran melalui internet yang diduganya dapat meningkatkan proses belajar dalam sistem PJJ. Dalam sistem pembelajaran melalui internet isi pelajaran disampaikan secara on-line. Karena itu sistem pembelajaran ini seringkali diseut pembelajaran secara on-line. Dalam sistem pembelajaran ini semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa. Karena dalam sistem pembelajaran ini tidak ada ruang kelas atau kampus secara fisik maka sistem ini seringkali disebut virtual learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter, 1997). Selain dari pada itu, karena proses pembelajaran, dalam menggunakan internet, maka sistem ini juga sering disebut e-learning.
                                                                    Referensi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar