Selasa, 17 Mei 2016

JWB- - - - -

TOLONG JEK PA PADEH KARENA INI YANG AKU KIRIM


Chapter 3 Review Questions
SECTIONS 3.1–3.3

R1     |  Suppose the network layer provides the following service. The network layer  in the source host accepts a segment of maximum size 1,200 bytes and a destination host address from the transport layer. The network layer then guarantees to deliver the segment to the transport layer at the destination host. Suppose many network application processes can be running at the destination host.



a.       Design the simplest possible transport-layer protocol that will get application data to the desired process at the destination host. Assume the operating system in the destination host has assigned a 4-byte port number to each running application process.
è We will call this protocol Simple Transport Protocol (STP). The protocol then accepts from thesending process a chunk of data not exceeding 1196 bytes, a destination host address, and adestination port number. It adds a fourbyte header to each chunk and puts the port numberof the destination process in this header. It then gives the destination host address and theresulting segment to the network layer. The network layer delivers the segment to STP at the

b.       Modify this protocol so that it provides a “return address” to the destination process.
è The segment now has two header fields: a source port field and destination port field. At thesender side, STP accepts a chunk of data not exceeding 1192 bytes, a destination host address,a source port number, and a destination port number. STP creates a segment which containsthe application data, source port number, and destination port number. It then gives thesegment and the destination host address to the network layer. After receiving the segment,STP at the receiving host gives the application process the application data and the source portnumber
c.       In your protocols, does the transport layer “have to do anything” in the core of the computer network?
è No, the transport layer does not have to do anything in the core; the transport layer “lives” inthe end systems.



P3.  UDP and TCP use 1s complement for their checksums. Suppose you have the following three 8-bit bytes: 01010011, 01100110, 01110100. What is the 1s complement of the sum of these 8-bit bytes? (Note that although UDP and TCP use 16-bit words in computing the checksum, for this problem you are being asked to consider 8-bit sums.) Show all work. Why is it that UDP takes the 1s complement of the sum; that is, why not just use the sum? With the 1s complement scheme, how does the receiver detect errors? Is it possible that a 1-bit error will go undetected? How about a 2-bit error?


UDP and TCP use 1's complement for their checksums. Suppose you have thefollowing three 8-bit bytes: 01010011, 01100110, 01110100.

a.       What is the 1's complement of the sum of these 8-bit bytes? (Note thatalthough UDP and TCP use 16-bit words in computing the checksum, for thisproblem you are being asked to consider 8-bit sums.) Show all work.
    01010011
 + 01100110

   10111001
 +01110100
One’s Complement = 11010001
    10111001

   00101110


b.       Why is it that UDP takes the 1's complement of the sum; that is, why not justuse the sum?
è UDP takes the 1’s complement of the sum, because it is easier to detecterrors.
c.       With the 1's complement scheme, how does the receiver detect errors? Is itpossible that a 1-bit error will go undetected? How about a 2-bit error?
è The receiver knows if there are errors if the sum contains a zero.It is notpossible for a 1bit error to go undetected.However, it is possible for a2bit error to go undetected.



Chapter 6 Review Questions

SECTION 6.1

R1.  What does it mean for a wireless network to be operating in “infrastructure mode?” If the network is not in infrastructure mode, what mode of operation is it in, and what is the difference between that mode of operation and infrastructure mode?


è In infrastructure mode of operation, each wireless host is connected to the larger network via a base station (access point). If not operating in infrastructure mode, a network operates in ad-hoc mode. In ad-hoc mode, wireless hosts have no infrastructure with which to connect. In the absence of such infrastructure, the hosts themselves must provide for services such as routing, address assignment, DNS-like name translation, and more.

R2.  What are the four types of wireless networks identified in our taxonomy in Section 6.1? Which of these types of wireless networks have you used?
è a) Single hop, infrastructure-based
è b) Single hop, infrastructure-less
è c) Multi-hop, infrastructure-based
è d) Multi-hop, infrastructure-less
R9.  Describe how the RTS threshold works.
è Each wireless station can set an RTS threshold such that the RTS/CTS sequence is used only when the frame is longer than the threshold. This ensures that RTS/CTS mechanism is used only for large enough frames.





Jumat, 23 Mei 2014

Phortopolio Aplikasi Percakapan Menggunakan Data Base

   Pada saat diperkenalkan App Inventor kita hanya tahu cara membuat percakapan bahasa inggris, berbeda dengan saya yang selalu mempelajari Eclipc karena menurut saya walaupun eclipc lebih sulit tapi pengembangannya lebih besar karana kita dapat menamabah fitur-fitur
     Ide pembutan aplikasi percakapan inggris saya mengimplementasikan apa yang saya dapat dari pembelajaran android di kampus universitas madura bekerja sama dengan seamolec, yang saya dapatkan
1. membuat kamus/ tlanslater
2.pembuatan button suara/play sound
lalu yang menggabungkan kedua souce aplikasi tersebut dalam satu projek, tak puas saya mempelajarai souce TEX TO SPEECH untuk menggati button suara agar datanya tak terlalu besar. ni tampilan apliasinya sederhana tapi berguna
Apliksai percakapan bahasa inggri pada intinya untuk mempermudah siswa dalam belajar bahasa inggris dan insayaalah saya akan mengembangkan dan menambah data base.a (DB) agar kita bisa membuat percakapan langsung dari Android tampah harus pasang parsel di App Inventor

Minggu, 12 Januari 2014

TUGAS AKHIR KDPJJ

unduh file pdfnya Klilk di sini
PENDIDIKAN JARAK JAUH
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik dalam hal ini adalah memfasilitasi peserta didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya.          
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) menurut Dohmen (dalam Rahadi, 2008) adalah suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan bantuan media. Makna PJJ merupakan kebalikan pendidikan langsung (direct education) atau pendidikan melalui tatap muka. Sedangkan menurut Moore (dalam Rahadi, 2008), PJJ adalah suatu metode pembelajaran dimana proses pengajaran terpisah dari proses belajar, sehingga komunikasi antara pengajar dengan si belajar harus difasilitasi dengan media cetak, media elektronik atau media lain.
PJJ adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisahan dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi 
institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan dosenan dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media media pembelajaran, berupa media elektronik, media cetak, internet dan lain sebagainya.
PENDIDIKAN JARAK JAUH  DI MADURA

            Madura merupaka pulau yang terbagi empat kabupaten diantaranya Pamekasan, Sampang Bangkalan dan Sumennep melihat lokasi Madura yang sangat luas, apalagi banyak kawasan pedalaman sehingga akses menuju ke institusi pendidikan menjadi kendala bagi peserta didik, saya coontohkan di kabupaten sumenenp yang terdiri dari pulau. Hal ini merupakan peluang bagi PJJ. Namun merupakan tantangan yang besar karena di berbagai daerah kepulauan masih tidak tersentuh oleh teknologi teermasuk jaringan internet  
Sebagai besar lembaga pendidikan di Madura belajar dengan sistem Tatap Muka  di mana peserta didik dan pendidik berada dalam satu ruangan,  berbeda dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ  yang mana memanfaatkan teknologi sebagia media penyampaian dalam pembelajaran. 
Bisa dikatakan sistem pembelajaran di madura di dominasi sistem tatap muka, bahkan jarang kita mendengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di madura. Banyak faktor kenapa kita harus menerapkan konsep PJJ,  Namun masih banyak kendala yang kita harus benahi untuk mendukung konsep PJJ di Madura.
Adat prilaku ANDHEP’ASOR di madura masih kentak sehingga kalau kita belajar harus ada peserta didik dan pengajarr dalam suatu ruangan. Orang madura bilang MUROK yang artinya belajar, sehingga kalau kita belajar menggunakan media internet sebagai penyampaian bisa dikatakan tidak menghormati guru: kita  contohkan kalau kita mengirim pesan singkat/SMS maka kita di anggap tidak sopan, begitu sebaliknya konsep PJJ dalam pendidikan namun melihat dari faktor pendorong PJJ di  Madura
*      Madura memiliki peserta didik yang tinggi
*      Jarak Peserta didik dan Institusi pendidikan jauh
*      Mutu pendidiikan di madura masih rendah sehingga memerlukan pengajar dari luar  Madura
Maka Madurak layak mengadakan PJJ di lihat dari faktor pendorong  PJJ di  Madura 
tentuh masih banyak tantangang yang lebih besar dalam menerapkan konsep PJJ
Madura mulai dari:
*      Belum terealisasikan konsep pjj di wilayah madura,
*      Kurangnya fasilitas  yang dimiliki peserta didik dan institusi pendidikan 
*      Presentasi Gagap Teknologi (GAPTEK) masih tinggi
*      Dan masalah klasik Networt / jaringan  yang masih jauh dari harapan

Banyak orang diseluruh penjuru dunia mengakui bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang sulit diatasi dengan cara konvensional. Misalnya dengan permasalahan yang ada di madura, banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus bekerja mencari nafkah pada jam sekolah, banyaknya orang pada waktu mudanya mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan sekarang ingin mendapatkan kesempatan kedua tetapi tidak meninggalkan pekerjaannya, banyaknya orang yang ingin mendapatkan pendidikan tetapi tidak dapat karena cacat badan, sakit, tinggal di penjara, tidak dapat meninggalkan rumah karena banyaknya urusan dan tanggung jawab keluarga, dan sebagainya.
                         KARAKTERISTIK PJJ
Telah banyak ahli yang membahas mengenai pengertian dan karakteristik pendidikan jarak jauh. Walaupun agak sulit untuk mendapatkan satu definisi yang diterima oleh semua pakar pendidikan jarak jauh, namun karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan (dalam Hardhono, 2008) dapat dipakai sebagai acuan dasar untuk pembahasan karakteristik PJJ. Berikut ini adalah karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan, yaitu :
ü              ada keterpisahan yang mendekati permanen antara tenaga pengajar (guru atau dosen) dari peserta didik (siswa atau mahasiswa) selama program pendidikan
ü  ada keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang peserta didik (siswa atau mahasiswa) dari peserta didik lain selama program pendidikan
ü  ada suatu institusi yang mengelola program pendidikannya
ü  pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun elektronis untuk menyampaikan bahan ajar
ü  penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya.
Jadi dari uraian karakteristik pendidikan jarak jauh kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keadaan seperti ini terjadi misalnya karena pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.
Jarak sebagai pemisah hendak diatasi melalui pendidikan jarak jauh dengan memanfaatan rancangan instruksional dan rancangan interaksi supaya kegiatan belajar yang dirancang dengan sugguh-sungguh dapat tercapai. Teori yang berkembang sebagai hasil dari upaya untuk mengatasi jarak dalam kegiatan ini dikenal dengan teori jarak transaksional. Karena ciri khasnya adalah keterpisahan jarak baik dalam arti fisik dan non-fisik maka kegiatan pembelajaran tatap muka dapat dikatakan terjadi dalam frekuensi yang rendah. Isi pembelajaran disampaikan 
melalui media dalam berbagai jenis sedangkan komunikasi/interaksi antara peserta didik dengan tenaga pengajarnya atau dilakukan dengan memanfaatkan sarana komunikasi. Dengan demikian program pendidikan dapat diikuti dari dari mana saja dan kapan saja selama media belajar dan sarana komunikasi dua arah tersedia supaya peserta didik dan tenaga pengajarnya dapat berinteraksi untuk membahas isi pembelajaran
PJJ Sebagai JEMBATAN PENDIDIKAN
Sebelum pembahasan mengenai pendidikan jarak jauh melalui internet ini dilakukan kiranya perlu dibahas terlebih dahulu mengenai arti jauh dalam istilah ”pendidikan jarak jauh” dan bagaimana cara menjembatani jarak itu. Menurut Moore (1983) jarak antara siswa dan guru dalam pendidikan jarak jauh hanya dipandak dri segi jarak fisik dan geografis saja melainkan harus dilihat sebagai jarak komunikasi dan psikologis yang disebabkan karena keterpisahan siswa dan guru. Dewey dalam Moore (1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan merupakan interaksi antara individu; lingkungan dan prilaku yang terjadi dalam situasi tertentu. Jembatan pendidikan dalam sistem PJJ terjadi antara siswa dan guru dalam situasi yang bersifat khusus yaitu keterpisahan mereka satu dari lainnya. Jarak  dalam sistem pendidikan jarak jauh merupakan jarak komunikasi dan jarak psikologis antara siswa dan guru. Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi mengenai konsep yang dijelaskan oleh guru melalui media dan pemahaman siswa mengenai konsep itu. Oleh karena itu jarak itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu
berkurang atau hilang. Menurut Moore (1983, 1996) jarak itu dapat dijembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialouge). Dialog atau komunikasi pembelajaran dapat mengurangi jarak keterpisaan. Artinya makin mudah dan makin sering guru dan siswa berinteraksi makin kecil kemungkinan terjadinya kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam sistem PJJ ini adanya interaksi aktif antara siswa dan guru itu sangat penting supaya proses belajarnya dapat terjadi.
Moore (1983, 1996) juga mengatakan bahwa media yang digunakan untuk menyajikan isi pelajaran itu sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru dan siswa. Kalau media yang digunakan adalah TV, radio, atau buku kesempatan siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru sangat kecil, kalau media yang digunakan adalah internet kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru secara relatif jauh lebih besar.
Dengan perkataan lain, bila media yang digunakan itu internet jarak interaksi antara siswa dan guru kecil karenanya komunikasi dapat sering dilakukan sehingga kesalah pahaman penafsiran isi pelajaran semakin kecil.
SISTEM PEMBELAJARAN MELALUI INTERNET
Dunia telah mengakui bahwa sistem PJJ yang diselenggarakan selama ini merupakan wahana belajar siswa yang cukup efektif. Lulusan PJJ dapat bersaing dengan lulusan sekolah konvensional di pasar kerja di masyarakat. Banyak juga lulusan PJJ yang berhasil memasuki dan menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dalam kedudukan yang sama seperti lulusan sekolah konvensional. Namun kekurangan yang ada dalam penyelenggaraan sistem PJJ yang selama ini berlangsung dan kemajuan di bidang teknologi informasi telah mendorong banyak orang untuk menjajagi efektifitas teknologi pembelajaran melalui internet yang diduganya dapat meningkatkan proses belajar dalam sistem PJJ. Dalam sistem pembelajaran melalui internet isi pelajaran disampaikan secara on-line. Karena itu sistem pembelajaran ini seringkali diseut pembelajaran secara on-line. Dalam sistem pembelajaran ini semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa. Karena dalam sistem pembelajaran ini tidak ada ruang kelas atau kampus secara fisik maka sistem ini seringkali disebut virtual learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter, 1997). Selain dari pada itu, karena proses pembelajaran, dalam menggunakan internet, maka sistem ini juga sering disebut e-learning.
                                                                    Referensi


Rabu, 08 Januari 2014

KAMUUS ID-MADURA

Kamus Bahasa Indonesia Madura Plus Translate 
MANTAP

bagi temen-temen yang mau nyobak-nyobah amplikasi ane lansung sed000ot

Senin, 06 Januari 2014

Kamus bahasa madura

Kamus Indonesia Madura
maaf kosa katanya masih belum full 
kelebihan 
*tidak memakai data base melaikan dop drow sehingga peka terhadap huruf kapital berbeda denagn yang pake data base


kamus bahasa madura klik di sini